Selasa, 05 Maret 2013


Pabbatopama Sutta - SN 3.25
(Perumpamaan Gunung)

 

Di Sāvatthi. Kemudian, di tengah hari, Raja Pasenadi  dari Kosala mengunjungi Sang Bhagavā dan saat tiba, setelah membungkuk, dia duduk di satu sisi. Saat dia sedang duduk di sana, Sang Bhagavā berkata kepadanya, "Maha Raja, Anda dari mana di tengah hari seperti ini?"

"Baru saja, Bhante, saya terlibat dalam semacam urusan kerajaan khas para Raja mulia dari kasta kesatria yang diberkahi, yang mabuk dengan kedaulatan (kekuasaan), terobsesi oleh keserakahan akan kesenangan objek indra, yang negaranya telah terkendali dengan stabil, dan yang memerintah atas suatu wilayah yang luas yang telah ditaklukkannya di bumi ini.”

"Bagaimana menurutmu, Maha Raja? Seandainya seorang laki-laki dari Timur, yang dapat dipercaya dan diandalkan datang kepadamu dan saat tiba dia berkata, ‘Sesungguhnyalah Maha Raja, Anda harus mengetahui hal ini. Saya datang dari Timur dan di sana saya melihat sebuah gunung yang besar, setinggi awan, datang menuju ke sini, menggilas semua makhluk hidup [yang berada di jalurnya]. Lakukanlah apa pun yang Anda pikir harus dilakukan, Maha Raja.’
Kemudian orang kedua datang kepada Anda dari Barat ... Kemudian orang ketiga datang kepada Anda dari Utara ... Kemudian orang keempat datang kepada Anda dari Selatan dan pada saat tiba dia berkata, ‘Sesungguhnyalah Maha Raja, Anda harus mengetahui hal ini. Saya datang dari Selatan dan di sana saya melihat sebuah gunung yang besar, setinggi awan, datang menuju ke sini, menggilas semua makhluk hidup [yang berada di jalurnya]. Lakukanlah apa pun yang Anda pikir harus dilakukan, Maha Raja.’ Jika, Maha Raja, sebuah bahaya besar yang seperti demikian harus terjadi, sebuah kehancuran yang luar biasa bagi kehidupan manusia harus terjadi, karena kehidupan sebagai manusia begitu sulit didapat, apa yang harus dilakukan?"

"Bhante, jika sebuah bahaya besar yang seperti demikian harus terjadi, sebuah kehancuran yang luar biasa bagi kehidupan manusia harus terjadi, karena kehidupan sebagai manusia begitu sulit didapat, apalagi yang harus dilakukan selain berlatih Dhamma, berperilaku yang benar, melaksanakan perbuatan baik, dan melakukan perbuatan berjasa!"

"Saya beritahu Anda, Maha Raja, saya katakan kepada Anda, Maha Raja: usia-tua (penuaan) dan kematian sedang mendatangi Anda. Ketika usia-tua dan kematian sedang berjalan menuju kepada (mendatangi) Anda, Maha Raja, apa yang harus dilakukan?"

"Bhante, jika usia-tua dan kematian sedang mendatangi saya, apa lagi yang harus dilakukan selain berlatih Dhamma, berperilaku yang benar, melaksanakan perbuatan baik, dan melakukan perbuatan berjasa!"

"Bhante, ada pasukan perang gajah yang dimiliki oleh para Raja mulia dari kasta kesatria yang diberkahi, yang mabuk dengan kedaulatan, terobsesi oleh keserakahan akan kesenangan objek indra, yang negaranya telah terkendali dengan stabil, dan yang memerintah atas suatu wilayah yang luas yang telah ditaklukkannya di bumi ini; tetapi tidak ada gunanya pasukan perang gajah bagi mereka, tidak ada maknanya bagi mereka, ketika usia-tua dan kematian sedang mendatangi mereka. Ada pasukan perang berkuda ... pasukan perang kereta... pasukan perang infanteri ... tetapi tidak ada gunanya pasukan perang infanteri bagi mereka, tidak ada maknanya bagi mereka, ketika usia-tua dan kematian sedang mendatangi mereka. Di istana terdapat para penasihat kerajaan yang, ketika musuh tiba, mampu memecah belah mereka dengan kecerdasannya, tetapi tidak ada gunanya para penasihat kerajaan bagi mereka, tidak ada maknanya bagi mereka, ketika usia-tua dan kematian sedang mendatangi mereka. Di istana terdapat emas dan uang berlimpah yang tersimpan di brankas dan kotak-kotak penyimpanan, dan dengan kekayaan tersebut kami mampu membeli para musuh ketika mereka datang, tetapi tidak ada gunanya kekayaan bagi mereka, tidak ada maknanya bagi mereka, ketika usia-tua dan kematian sedang mendatangi mereka. Bhante, jika usia-tua dan kematian sedang mendatangi saya, apalagi yang harus dilakukan selain berlatih Dhamma, berperilaku yang benar, melaksanakan perbuatan baik, dan melakukan perbuatan berjasa!"

"Demikianlah, Maha Raja! Demikianlah, Raja yang Agung! Ketika usia-tua dan kematian sedang mendatangi Anda, apalagi yang harus dilakukan selain berlatih Dhamma, berperilaku yang benar, melaksanakan perbuatan baik, dan melakukan perbuatan berjasa!"

Itulah yang Sang Bhagavā katakan. Setelah mengatakan hal itu, Yang Terberkahi, Sang Guru, selanjutnya berkata:

Seperti gunung batu yang besar dan solid,

Yang menjulang setinggi langit,

Bergerak bersama dari semua sisi,

Menghancurkan apapun di keempat arah.

Begitu juga  usia-tua dan kematian,

Datang menggilas para makhluk hidup;

Para kesatria, brahmana, pedagang, pekerja, orang-orang buangan, & pemulung.

Tak ada yang disisakan, semuanya digilas.

Di sini pasukan gajah tidak dapat bertahan,

Begitu juga pasukan kereta atau infanteri,

Tidak juga pertempuran dengan kecerdasan ataupun

Kekayaan dapat memenangkannya.

Jadi, seorang yang bijaksana,

Melihat demi kebaikannya sendiri,

Teguh, memantapkan keyakinan pada

Buddha, dhamma, &sangha.

Dia yang berlatih dhamma

Dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,

Menerima pujian di sini, di kehidupan ini

Dan setelah kematian dia bergembira di surga.


 
Dalam sutta tersebut terlihat jelas bahwa setiap saat kita terancam oleh Usia-Tua & Kematian. Tak ada satu makhluk pun yang dapat terhindar dari kedua hal ini, dan tak ada satu cara pun untuk menghindarinya kecuali dengan tidak terlahir kembali. 
Sekarang kita semua mempunyai kesempatan yang terbaik untuk mencapainya, karena saat ini kita masih bisa belajar dan mempraktikkan Dhamma Mulia.
 Ayo, Berjuanglah! untuk merealisasi Dhamma Mulia di kehidupan ini juga dengan berlatih meditasi vipassanā sungguh-sungguh.
 Salam Mettā untuk semua,
 
U Sikkhānanda
Cetiya Dhamma Sikkhā
Tangerang, 03 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar