Kamis, 29 Maret 2012

Lihat Dukkha Vedanā sebagai Sebuah Duri


Ketika Dukkha Vedanā timbul di khandā seseorang, yogi harus dapat mengamati dan mencatatnya sehingga yogi melihatnya sebagai duri. Ketika mereka yang bekerja di hutan dan semak belukar tertusuk duri di telapak tangan atau telapak kakinya, mereka harus membuang duri tersebut sebelum meneruskan pekerjaannya. Hanya setelah itulah mereka baru dapat menyelesaikan pekerjaannya dan merasa damai. Akan tetapi, jika dia merasa harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan untuk mengeluarkan duri tersebut, sebenarnya hal itu akan memperlambat penyelesaian pekerjaannya, karena pikirannya akan tertuju pada duri tersebut.

Demikian juga, ketika Dukkha Vedanā timbul di khandā seseorang, yogi harus dapat mengamati dan mencatatnya untuk dapat mengatasi Dukkha Vedanā ini. Ketika Dukkha Vedanā dapat teratasi, pikiran yogi akan menjadi stabil dan mantap seperti telah melumatkan duri tersebut. Ketika yogi telah dapat mengatasi Dukkha Vedanā dan pikirannya menjadi stabil dan mantap, patighanusaya=dosa (kemarahan) tidak dapat berdiam (tinggal) lagi dan yogi akan dapat merasakan dhamma, mengalami kemajuan dalam dhamma dan merealisasi dhamma Mulia.

Semboyan: Ketika Dukkha timbul, sebagai duri, harus benar-benar diamati.

Dikutip dari "Sharpening The Controlling Faculties" by Sayadaw U Kundala
=======================================================================
Semoga setelah membaca atau mendengar hal ini, semua makhluk dapat mengikuti, berlatih, dan berkembang sesuai kesempurnaan (pārami) masing-masing. Semoga semua makhluk dapat merealisasi Dhamma Mulia dan kedamaian serta kebahagiaan Nibbāna, padamnya semua penderitaan, yang telah semua makhluk cita-citakan dengan latihan yang mudah dan cepat. SādhuSādhuSādhu!




Salam Mettā untuk semua...

U Sikkhānanda



Tidak ada komentar:

Posting Komentar